Sebetulnya
kalo kita memikirkan alternatif energi seperti listrik coba perhatikan
cara kerja otak kita? Kita selalu berkutat disekitar gulungan kawat
rotor dan stator, kenapa sih selalu berkutat disitu? Apakah itu
satu-satunya metoda untuk menghasilkan listrik?
Itulah
namanya berfikir dalam otak, bagaikan katak dalam tempurung, dia tidak
tau dunia luar, bahkan menghayalkannya pun tidak mampu, .... wesss sabar
bos....., hehe...padahal untuk menciptakan listrik tidak harus melulu
dari lilitan kawat pada rotor dan stator yang sering kita sebut sebagai
generator lho.
loading...
Itulah
mengapa tulisan-tulisan ini tidak perlu terlalu detail karena tujuan
tulisan ini adalah menginspirasi para pembaca untuk berfikir "Out of The BOX",
tapi ga apa-apa kita sekarang akan memikirkan bagaimana sebuah motor DC
yang kita jadikan generator digerakan oleh sebuah motor DC, dan putaran
motor DC tersebut akan menggerakan generatornya, dan generator akan
mensuplay motor DC, dan begitu seterusnya.
Motor DC >> Generator >> Motor DC >> Generator
Dibuat
rangkaian "Infinity loop", hehe... pake bahasa pemrograman
sekali-kali, songong ya, haha..., banyak orang-orang yang mengerti
elektronika mengatakan hal ini sangatlah mustahil, karena energi listrik
akan habis dijalan tanpa sempat menggerakan motor.
loading...
Pasti semakin mengatakan mustahil membuat rangkaian ini karena bertentangan dengan hukum thermodinamika 2.
Generator umpan balik
Semua
yang saya gunakan adalah barang yang ada disekitar, ga ada satupun yang
saya beli dari toko, sebagai landasan saya gunakan tutup kue yang
dikasih gratis sama yang punya "Linna Cookies" .... makasih ibu , thanks
for my Mom juga karena udah ngizinin merusak tutup tempat kue nya,
hehe...kapasitor saya dapatkan dari sampah elektronik berikut
kabel-kabelnya, karet yang saya gunakan sebagai belt saya dapatkan
gratis dari rumah makan padang, motor DC saya dapatkan dari sampah
printer bekas dan DVD rusak.
Jika
kebanyakan orang mengatakan hal ini tidak mungkin, pasti mereka akan
tepok jidat ketika kita justru bisa membuatnya, kalo menurut hukum-hukum
fisika ini adalah hal yang tidak mungkin, maka saya akan membuat hukum
sendiri yang kekeh bahwa hal ini sangat mungkin, ingat kita baru bermain
disekitar lilitan kawat email pada rotor dan stator, ini teknologi
kuno, untuk menghasilkan listrik kita tidak perlu peralatan dan metoda
kuno seperti ini sebetulnya, hah...are you sure? Sure banget dah, hehe..
Lha
terus gimana caranya, lumayan nih buat krisis energi, soalnya PLN naek
terus, tapi masih tetep suka mati lampu, gimana caranya?
Allah
telah mengajarkan kepada kita melalui ayat-ayat kauniah-Nya, yaitu
ayat-ayat yang tersirat, itulah mengapa kita diperintahkan untuk Iqra
baca, jadi jika ada seorang anak terlahir tidak suka baca, ga usah
dibilang ga normal, membaca itu tidak harus selalu berupa tulisan, jadi
ukuran normal dan umumnya itu normal dan umum menurut siapa? Wah kayanya
lagi emosi ya mas? Hahahaha....
Rangkaian Looping
Ingat
didalam belajar kita harus mengetahui betul cara belajar kita, jangan
ngikut-ngikut orang lain dengan aturan harus begini dan begitu, semua
itu belum tentu cocok buat kita, justru aturan-aturan itulah yang
membuat kita menjadi orang lain dan tidak menjadi diri sendiri,
mangkannya kita sengsara, bete, dan galau.
Wah yang cengar-cengir berarti merasa terhormat dengan sebutan galau ya? ...tidaaaakkk!
Silahkan
anda moddifikasi gambar rangkaian diata, kemudian mekaniknya hingga hal
ini menjadi mungkin terjadi, pasti bisa kalo bener mikirnya.
Sampai ketemu di tulisan-tulisan saya selanjutnya.
Gelombang
elektromagnetik adalah gelombang yang membawa energi listrik sekaligus
magnetik, seperti cahaya matahari, sinyal HP, radio, dan lain-lain.
Tapi
ternyata ga cuman itu, perangkat elektronik yang menggunakan energi
listrik AC atau DC, akan mengeluarkan gelombang magnetik, artinya
perangkat elektronik apapun disekitar kita besar ataupun kecil itu
mengeluarkan RADIASI elektro magnetik.
Ternyata
gelombang elektro magnetik dibedakan dari panjang gelombang dan jumlah
periodenya per detik, ada banyak macam gelombang elektromagnetik
berdasarkan panjang gelombang dan periode per detiknya (frekuensi).
-Gelombang Radio
-Gelombang Mikro (Micro Wave)
-Sinar Inframerah (Infra Red)
-Sinar tampak
-Ultraviolet
-X-Ray
-Gamma
Masing-masing
memiliki energi yang akan mempengaruhi setiap unsur yang dilaluinya,
zat padat, cair maupun gas, apakah jenis gelombang yang baik untuk
kehidupan khususnya bagi tubuh manusia? Nanti kita bahas, sekarang kita
harus buktikan dulu dimana saja kita dapat menemukan gelombang elektro
magnetik, melalui alat yang akan kita buat...
Alat
ini sesuai peruntukannya EMF detector (Electro Magnetic Field
Detector), ternyata bisa digunakan untuk mendeteksi aktivitas mahluk
astral, seperti jin, kita mengimani bahwa jin diciptakan dari api dan
akan berbentuk energi dalam dimensi kita (unsur api), manusia diciptakan
dari tanah (unsur tanah), maka akan berbentuk kumpulan dari
senyawa-senyawa padat, cair dan gas, namun begitu manusiapun
mengeluarkan gelombang elektro magnetik, karena aktivitas ion-ion
ditubuh yang bergerak atau mengalir, hingga menghasilkan medan listrik
dan magnetik.
Tapi
sekarang kita akan membuat alat ini untuk mendeteksi perangkat apa saja
yang menimbulkan RADIASI elektro magnetik. Karena gelombang ini
bersifat kasar dan memiliki range frekuensi dibawah sonic, jadi akan
lebih mudah untuk dibuktikan dengan alat sederhana yang akan kita buat,
jika ini berhasil maka kita bisa mengembangkan alat ini untuk mendeteksi
radiasi yang lebih halus seperti sonic dan ultrasonic yang memiliki
sifat metafisika, ya karena memang tidak ada satupun unsur dijagat raya
ini yang tidak bergetar, seluruh partikel bahkan bukan hanya bergetar
tapi mereka berputar seperti melakukan thawaf, everything is spin.
Banyak
cara untuk membuat alat ini, salah satunya membuatnya secara
elektronik, kita bisa menggunakan cara analog atau digital, karena saya
malas untuk membuatnya secara analog, karena akan memakan banyak
komponen, maka saya memilih teknik digital, agar sample yang diterima
oleh sensor dapat kita rubah menjadi data digital lalu kita manipulasi
dengan sebuah program, disini saya menggunakan microcontroller AVR, bisa
dengan cara membuatnya sendiri dengan cara membuat sistem minimum
sendiri dengan chip (otak) nya menggunakan chip AVR, saya dulu memuli
dengan chip PIC, dan 8051, hanya saja anda belum bisa membuat apapun
tanpa alat bantu yang bernama downloader, yang berfungsi untuk
mengupload program yang kita buat dikomputer ke chip, dan anda harus
mempunyai IDE atau integrated development environtment, untuk
menulis program dikomputer, dan ada banyak pilihan, dan terakhir
menguasai bahasa pemrograman, C, assembler, basic, yang banyak
digunakan, pasti bingung buat pemula.
Tapi
sekarang ada modul lengkap yang bernama ARDUINO dari itali, saya
menggunakan ARDUINO UNO, dalam satu board sudah dilengkapi dengan
koneksi serial untuk upload program dari komputer ke board modul berupa
USB, menggunakan chip AVR, bahasa pemrograman yang digunakan adalah C.
Arduino UNO kanan, dan HC-06 (bluetooth) kiri
ARDUINO
UNO yang berwarna biru, dilengkapi soket-soket untuk port IO analog dan
digital, juga port PWM signal, tombol reset, soket USB, dan soket
power. Alat detektor yang berhasil saya buat masih menggunakan indikator
berupa LED bargraph agar mudah melihat progres fluktuasinya, mudah saja
dibuat secara numeric dan ditampilkan secara angka melalui display LCD,
artikel ini masih sangat panjang, jadi secara perlahan akan saya
bagikan.
Pengukuran pada Dispenser
Dispenser
air galon, nanti akan kita bahas apakah gelombang EM ini mempengaruh
molekular air atau tidak, jika iya apakah menjadi baik atau buruk
terhadap kualitas airnya. Lihat dan perhatikan berapa bar LED menyala?
Pengukuran pada Magic Jar
MagicJar,
alat menanak nasi elektronik, nanti akan kita bahas apakah gelombang EM
ini mempengaruh molekular nasi atau tidak. Lihat dan perhatikan berapa
bar LED menyala?
Pengukuran pada HP
HandPhone GSM yang sedang melakukan pairing (hubungan), Lihat dan perhatikan berapa bar LED menyala?
Pengukuran pada TV standby
TV
LED, dalam keadaan standby atau mati, dengan kabel power masih nyolok
PLN, tetap mengeluarkan radiasi EMF tinggi, setara HP on, maka dari itu
untuk menghilangkan radiasi EMF, cabut kabel power dari colokan PLN.
Pengukuran pada CPU mati kondisi nyolok PLN
CPU komputer, dalam keadaan off, namun kabel power masih nyolok ke colokan PLN. Lihat dan perhatikan berapa bar LED menyala?
Pengukuran pada terminal listrik
Colokan terminal. Lihat dan perhatikan berapa bar LED menyala?
Pengukuran pada Laptop dengan power dari adaptor
Laptop dengan adaptor. Lihat dan perhatikan berapa bar LED menyala?
Awal project ini iseng banget, iseng karena melihat komponen LDR light depending resistor, komponen ini masih keluarganya resistor artinya hambatan resistor ini akan naik atau turun sesuai cahaya yang diterimanya, mirip potensio, bedanya kalo potensio naik turunnya nilai hambatan dikarenakan putaran atau geser, kalo LDR nilai hambatan dimainkan sama intensitas cahaya. Iya udah tau!!!
Baguslah kalo dah tau, tapi apa aja yang bisa kita buat dengan LDR ini? Otak saya pas ngeliat langsung miikir macem-macem, banyak banget yang bisa kita manfaatkan dari LDR ini, pokoe sesuatu yang berbau cahaya. Ok sebelum ke project yang rumit kita bikin project yang sederhananya dulu, sekalian mengkajinya. Ya betul belajar langsung berkarya, atau berkaya dulu sambil dipelajari, bukan ditumpuk hanya jadi pengetahuan.
Nilai resistansi atau hambatan LDR ini akan berkurang ketika mendapatkan cahaya, semakin besar nilai intensitas cahaya yang diterima maka akan semakin berkurang nilai hambatannya, pertama saya berfikir bikin sensor supaya ketika menjelang magrib bisa menyalakan otomatis lampu taman dan teras, ketika uji coba pertama, gagal total, mulai dari buruknya sistem pensaklaran dari LDR, juga lampu tidak dapat menyala dengan baik. Maklum saya tidak sekolah dan tidak punya guru didunia elektronika. Akhirnya saya mengenal apa itu transistor yang memiliki kemampuan saturasi atau titik jenuh, jika transistor sudah memasuki titik jenuh dan tidak hal ini bisa dimanfaatkan sebagai saklar elektrik, saklarnya ga keliatan emang, karena saklarnya adalah transistor itu sendiri, caranya dengan memainkan besar tegangan dikaki basis, transistor yang saya gunakan adalah NPN ya! Untuk lebih jelasnya harus ngerti baca datasheet komponen, karena disana dijelaskan spesifikasi kokmponen terkait, jadi beda seri beda kebutuhan dan perlakuan juga akan berbeda fungsi dan aplikasi. Hehe...bahasanya cukup meyakinkan ya..haha.
Rangkaian saklat elektrik sederhana
Nah rangkaian sederhananya seperti gambar diatas. Dengan komando ada dikaki basis, dan ketika basis diberi tegangan ideal yang dapat mengakibatkan transistor saturasi atau jenuh, maka kaki kolektor akan short dengan kaki emitor, dalam hal ini mengakibatkan saklar off, datasheet dapat menerangkan lebih detail atau kita ukur sendiri, sebetulnya keluaran kaki CE (colektor emitor) atau BE (basis emitor) itu berapa, tapi kita ga akan bahas yang rumit dulu sekarang, yang penting kita mengerti fungsi transistor sebagai saklar elektrik, hingga mampu membuatnya sendiri dan mengembangkan aplikasinya sendiri sesuai kebutuhan.
Transistor selain berfungsi untuk saklar elektrik juga berfungsi untuk amplifier dan peningkat arus, tapi sekarang kita kaji mengenai LDR yang berfungsi sebagai komando kepada transistor NPN yang berfungsi sebagai saklar elektrik, jadi transistor hanya berfungsi menjalankan tugas dari LDR, ketika LDR mengkomandokan saturasi maka transistor harus saturasi, dan tidak sebaliknya, dan LDR ini dikomando dengan jumlah intensitas cahaya yang mengenainya, nah baru segini saja sudah jadi apa itu saklar cahaya.
Rangkaian 2 saklar elektrik flip-flop
Saklar elektrik yang akan dibuat agar berfungsi ketika tidak ada cahaya atau kurang cahaya, jadi ketika LDR diberikan cahaya maka saklar akan off, dan ketika tidak ada cahaya atau kurang cahaya maka LDR akan memiliki nilai hambatan yang besar, yang mengakibatkan kaki basis tidak mendapatkan cukup tegangan untuk melakukan saturasi atau pensaklaran, jadi sistem ini bisa digunakan sebagai saklar otomatis ketika hari mulai gelap maka saklar akan berfungsi atau lampu akan menyala, dan ketika menjelang pagi akan ada sedikit cahaya mengenai LDR dan akan mematikan lampu secara otomatis, horeee...berarti kita sudah membuat saklar yang dilengkapi dengan artificial intelligent.
Karena keluaran dari transistor NPN pada kaki kolektor pada gambar diatas diumpankan ke basis transistor NPN baru (tambah transistor NPN), maka input dari sensor cahaya LDR menjadi NOT, yaitu ketika signal 1 masuk akan diterjemahkan menjadi 0, dan signal 0 akan diterjemahkan 1 oleh kedua transistor NPN ini, jadi ketika siang (1) lampu padam (0), dan ketika malam (0) maka lampu menyala (1).
Biasakan jangan sering menggunakan literatur schematik dari internet, karena beberapa banyak yang salah, entah disengaja entah tidak, maka dari itu kita harus mengetahui cara kerja sebuah rangkaian, jadi untuk membuat rangkaian sesederhana seperti ini kita tidak perlu cari sana-sini, kita bisa membuatnya dengan banyak cara, kita sesuaikan dengan apa yang ada.
D1 adalah dioda proteksi
Oh iya jangan sampe lupa, transistor itu komponen semi-konduktor yang sangat rentan atau mudah rusak, ketika kita menggunakan transistor sebagai saklar elektrik dan kita gunakan untuk menggerakan relay misalnya, masih ingat tentang prinsip kerja kumparan? Silahkan baca tulisan saya Joulethief (apa itu).
Kumparan yang dialiri listrik akan menghasilkan medan magnet dan seketika listrik diputus akan ada arus balik karena proses pengosongan medan magnetik, dan arus itu akan memiliki polarisasi terbalik kan, nah fenomena ini akan menghasilkan feedback energi listrik (GGL gaya gerak listrik), dan sangat tidak baik bagi kesehatan dan nyawa transistor, jika transistor tidak dilindungi maka transistor akan jebol atau rusak.
Kecuali hanya digunakan untuk menyalakan lampu LED, transistor aman karena LED tidak memiliki efek induksi. Nah untuk menyelamatkan transistor kita perlu melengkapi transistor dari bahaya yang tidak diinginkan, dengan mengubah bentuk rangkaian dengan menambahkan dioda, dioda ini berfungsi sebagai saluran untuk membuang energi yang dihasilkan kumparan, bisa relay, atau motor, coba ambil motor DC lalu kedua kabelnya sambungkan dengan lampu LED, lalu putar motor itu dengan tangan, apa yang terjadi lampu LED bisa menyala? Silahkan baca tulisan saya Bikin Generator dari motor printer bekas.
Nah jika besar tegangan itu dipake untuk menyalakan LED ya bagus jadi bisa menerangi, tapi kalau digunakan untuk menghantam transistor, apa jadinya? Transistor itu akan menjadi rusak, lha kenapa kan cuman kecil?
Memang kecil arusnya, tapi tegangannya bisa mencapai ratusan volt DC, jika ditambahkan dengan tegangan dari kolektor semakin bahaya bagi transistor, karena kekuatan tersebut tidak akan mampu ditampung atau ditahan oleh transistor, akibatnya transistor menjadi rusak dan tidak bisa dipakai lagi.
Kalo bikin saklar yang bisa ON ketika diberi cahaya gimana? Lha prosesnya sama tinggal cukup ditambah 1 transistor, begini kan ketika basis diberi tegangan ideal maka transistor akan saturasi arus kolektor akan didrain ke kaki emitor artinya transistor off karena tidak ada beda potensial karena dishort.
Sebetulnya hal ini tidak baku tergantung dari rangkaian yang kita buat, bisa menjadikan transistor NPN ini saturasi dan menghasilkan nilai 1 bisa juga nilai 0, tergantung dari beban yang akan kita gunakan nantinya, dan tentunya transistor yang akan kita gunakan.
basis ON >> transistor OFF
Hasilnya input ON maka saklar OFF, ketika terang saklar off = lampu padam.
basis OFF >> transistor ON
Hasilnya input OFF maka saklar ON, ketika gelap saklar on = lampu nyala.
Nah kalo kita tambah transistor sejenis apa jadinya ya?
basis ON >> transistor OFF = basis OFF >> transistor ON
Hasilnya input ON maka saklar ON, ketika terang saklar on = lampu nyala.
basis OFF >> transistor ON = basis ON >> transistor OFF
Hasilnya input OFF maka saklar OFF , ketika gelap saklar off = lampu padam.
Rangkaian #1
Rangkaian #2
Kedua gambar ini sama-sama menggunakan transistor NPN sebagai saklar elektrik dengan cara membuat transistor menjadi saturasi (memasuki masa jenuh), pada rangkaian #1 ketika transistor saturasi beban di output menjadi (0) alias OFF, memanfaatkan proses sisnking current, dan pada rangkaian #2 ketika transistor saturasi beban menjadi (1) alias ON.
Rangkaian full
Rangkaian pada Breadboard
Rangkaian uji coba saklar cahaya, ketika sensor diberikan intensitas cahaya tertentu maka motor akan berputar untuk memukul kaleng dan membuat kaleng berbunyi, karena rangkaian ini menggunakan motor DC, berarti transistor harus dilindungi dioda dari arus balik motor DC, saya menggunakan ULN2003 (array transistor darlington yang memuat 7 transistor dalam 1 keping IC), 2transistor NPN yang saya gunakan 2 x 2N3914, saya menggunakan metoda seperti rangkaian #2.
Nah mumpung ada waktu dan tenaga, mari kita manfaatkan, saya teruskan tulisan tentang ionnizer yang saya buat kemarin menggunakan rangkaian raket nyamuk diparalelkan dengan rangkaian cascade kapasitor dan dioda untuk menaikan tegangan, jika elektroda tegangan tinggi bagian (+) dan (-) nya kita dekatkan maka akan melompat elektron berbentuk bunga api berwarna biru yang disebut "corona", nah untuk membuat ionizer atau angin elektron atau ION wind maka jauhkan jarak antara kedua elektroda tegangan tinggi tersebut dengan jarak yang tepat, yang penting hingga tidak mengeluarkan "corona".
CORONA dari raket nyamuk + cascade voltage multiplier
Jika elektroda ini kita tempatkan didalam sebuah tabung (misalnya pipa paralon), maka angin elektron yang dihasilkan akan lebih terfokus atau terarah, untuk mengujinya coba rasakan dengan indra peraba kita (permukaan kulit), atau letakan lilin yang menyala didepan pipa, jika rangkaian berfungsi maka kobaran api lilin akan terganggu seperti tertiup angin, dan bisa membuat lilin padam, seperti video ini.
Angin elektron atau Ion wind
Kenapa hal ini bisa terjadi, padahal kan tidak ada kipas? Penjelasan sederhananya begini, kedua elektroda tegangan tinggi itu bermuatan (+) dan (-), perpindahan arus elektron selalu dari tempat yang bermuatan besar ke tempat yang bermuatan rendah, itulah prinsip tegangan, karena terjadi beda tegangan yang besar maka terjadilah arus atau aliran elektron yang sangat cepat, sama seperti kita menjatuhkan air dari gelas, terjadi 2 perbedaan tegangan yang dibantu gravitasi, maka tegangan air dalam gelas lebih tinggi dari wilayah sekitarnya, maka dari itu air bisa disimpan dalam gelas tidak keluar karena tertarik gravitasi, ketika gelas ditunggingkan maka air akan tetap mengarah kebawah karena gaya gravitasi, dan ketika tidak ada lagi yang menghambat air untuk jatuh ketanah (gelas), maka air akan meluncur jatuh ketanah.
Jika dibalapkan antara air yang dijatuhkan dari gelas ketanah dengan sehelai bulu ayam maka tentunya air akan sampai ditanah lebih dulu, selanjutnya bulu ayam, tapi hal ini terjadi karena hambatan udara, jika hal ini dilakukan pada ruang kedap udara maka kecepatan air dan bulu akan sampai ditanah bersamaan, itulah prinsip tegangan, hambatan dan arus, maka dari itu digunakan rumus fisika V=RxI dimana V : tegangan (volt), R : hambatan (ohm), I : arus (amper).
Cek keluaran raket nyamuk
High Voltage Inverter Tutorial
I=Q/t dimana I : arus (amper), Q : muatan listrik (coulomb), t : waktu (detik), jadi arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang dialirkan/mengalir dalam satuan detik, bisa dianalogikan I adalah air, V adalah kekuatan gaya gravitasi, R adalah hambatan udara, pipa, sumbu kapilaritas, dll.
Maka dari itu jika arus dikalikan teganan beda potensial itulah nilai daya atau power sebenarnya, maka dari itu digunakan rumus fisika P=VxI atau P=I^2xR dimana P : daya (watt), V : tegangan (volt), I : arus (amper), R : hambatan (ohm).
Setelah air habis dalam gelas karena semuanya jatuh ketanah, maka tidak ada lagi energi dan tidak ada lagi tegangan antara air dan permukaan tanah, yang mengakibatkan air tidak dapat mengalir/dialirkan lagimelainkan terjebak menjadi kubangan, untuk mengalirkan air diperlukan tegangan atau gaya, misal dengan memanaskan air menjadi uap agar menampung menjadi embun di gelas yang sudah dipersiapkan diatasnya, maka dengan begitu terciptalah tegangan antara air dengan tanah lagi yang akan menarik air menuju tanah, jika kekuatan gravitasi ditambah maka hal ini menganalogikan tegangan dinaikan, namun jika aliran air diatas dibatasi oleh sebuah keran air, maka keluaran air dapat dipertahankan/diatur sekian cm kubik per detik misal, hal ini dianalogikan secara matematik V=IxR, jumlah I tetap sama yaitu segelas air, karena gaya gravitasi kita naikan secara ekstrim (tegangan), maka bisa dipastikan air dalam gelas bisa habis seketika jatuh ketanah, untuk itu nilai hambatan harus diperbesar.
Cascade circuit as voltage multiplier
Jadi kita sekarang sudah bisa memahami kenapa elektroda bertegangan tinggi ini bisa menghasilkan angin, lebih tepatnya angin elektron atau ion wind, sebetulnya meskipun tidak menghasilkan "corona" elektron tetap mengalir dari satu elektroda menuju elektroda satunya, hanya tidak terlihat lagi karena tidak cukup untuk membuat lompatan besar yang disebut "corona" dan mata kita tidak mampu menangkap fenomena ini, untuk itu kita bisa mengujinya dengan bantuan kertas putih yang ditempatkan diantara elektroda, coba diruangan yang tidak begitu terang, maka dikertas putih tersebut kita bisa melihat cahaya biru, dan kita bisa mendengar suara gemuruh seperti bunyi ~ngiing~ seperti gemuruh angin, itu adalah bunyi dari lompatan-lompatan elektron diantara elektroda, selain itu terjadi proses ionisasi ditingkatan atom udara.
ION wind mosquito rackets (+voltage multiplayer)
Ok sekarang kita kepembahasan selanjutnya, apa itu "corona"? Sederhananya cahaya tampak yang dihasilkan dari kedua elektroda bertegangan tinggi tadi, seperti fenomena pada busi kendaraan kita, mata kita hanya dapat melihat cahaya tampak, sebetulnya spektrum cahaya itu ada banyak sekali, contoh dirumah kita punya berapa banyak remote, ada remote tv, ac, radio, dsb.
Diujung remote itu ada lampu LED, ketika remote dipencet-pencet mata kita tidak dapat melihat cahaya apapun, padahal sebetulnya LED itu menyala, hanya cahaya yang dikeluarkan adalah cahaya IR (infrared), yang sulit ditangkap oleh sel-sel kerucut pada mata kita, seperti halnya mata kita tidak mampu melihat spektrum warna aura, karena sel-sel kerucut pada mata kita tidak terlatih.
Oh jadi kalo dilatih bisa dong? Bisa, sangat bisa! Dan ini sudah banyak yang membuktikannya, tapi bicara tentang mata artinya bicara tentang lensa, karena mata itu fungsinya hanya sebagai lensa untuk menangkap cahaya, sementara yang melihat adalah bagian otak jauh dibelakang kepala, tepatnya bagian accipital lobus atau biasa disebut visual cortex, yang terletak di otak bagian belakang.
Nah elektroda bertegangan tinggi ini bisa mengeluarkan angin elektron kan, atau bahasa sederhananya lompatan-lompatan elektron yang cepat ini mengakibatkan angin? Tapi mata kita tidak bisa melihat apa-apa, tapi dengan ini sudah memahami proses yang terjadi kan? Nah warna cahaya yang mata kita lihat kebiru-biruan itu dekat dengan spektrum cahaya ultraviolet.
Spektrum cahaya tampak
Spektrum cahaya
Cahaya ultraviolet dan infra red tidak dapat tertangkap mata telanjang, dan diatas sinar biru corona terdapat sinar ultraviolet, hal inilah yang melatar belakangi disebutnya fenomena ini dengan istilah photo electric effect.
Kita fokus saja dulu ke spektrum cahaya ultraviolet ini ya, meskipun elektroda tegangan tinggi ini sebetulnya mengeluarkan beragam spektrum cahaya, tidak hanya cahaya tampak dan ultraviolet saja, tapi kita fokus ke cahaya ultraviolet nya sekarang ya.
Cahaya merambat berbentuk gelombang tranversal, hehe...sebetulnya saya kurang sepaham dengan teori ini, hanya saja alat ukur yang dibuat manusia melalui perhitungan matematika trigonometri akhirnya memvisualkan gelombang sinus, cosinus dan tangen, jadi alat ukur itu tidak mewakili bentuk aslinya seperti yang terjadi di alam (realita), para ahli tidak melihat bentuk aslinya, itu hanya ilustrasi yang dihasilkan dari matematik trigonometri.
Ya tapi dari pada jadi panjang lebar, katakanlah gelombang cahaya itu gelombang tranversal dan cahaya itu adalah gelombang elektromagnetik, itulah kenapa kebenaran itu adanya diluar sana didalam realita, bukan dibuku atau teori seseorang, kita harus berfikir dan menelitinya untuk mendapatkan kebenaran yang hakiki, tapi sulit sih ya soalnya kalo di sekolah atau perguruan tinggi bikin skripsi aja diatur kan? Referensinya harus jelas kan, daftar pustaka, dll kan? Lalu selama membuat skripsi pemahaman baru seperti apa yang didapat, teori baru apa yang didapat, terobosan baru apa yang didapat, haha...itulah kenapa sistem sekolah yang ada sekarang hanya mencetak mental buruh dan penghapal-penghapal, maaf saya bukan anak sekolahan, hahaha....
Sederhananya sinar ultraviolet yang memiliki panjang gelombang -/+ 380 - 200 nm, saya dapat dari wikipedia jadi belum menelitinya secara langsung apakah betul atau tidak, tapi kita gunakan nilai tersebut, nah melalui kerapatan panjang gelombang cahaya ultraviolet ini yang kira-kira sebesar ukuran virus, maka tentunya rambatan cahaya ini akan mempengaruhi media rambatnya, silahkan membaca artikel Bikin sendiri sensor gelombang elektromagnetik.
Ionizer ini akan mengionisasi udara sengaja membantu udara untuk bersifat ion (-), karena ion (-) atau anion sangat penting bagi kesehatan tubuh, selengkapnya saya tulis di artikel terpisah.
Tau apa itu resonansi kan? Ya betul resonansi adalah suatu fenomena bergetarnya suatu benda karena benda lain bergetar, pernah liat senar gitar kan? Masing-masing berbeda luas penampangnya, nah ketika senar nomor 1 di tuning di nada E, ketika kita petik maka senar lainnya yang bertuning B, G, D, A, tidak akan ikut bergetar, tapi jika kita pasang semua senar gitar dengan senar berpenampang sama dan dituning dengan nada yang sama yaitu nada E, maka senar lainnya akan ikut bergetar meskipun tanpa kita petik, ya inilah fenomena resonansi.
Kita sekarang sudah tau bahwa panjang gelombang cahaya ultraviolet itu sebesar atau seukuran virus, apalagi yang seukuran serupa? Banyak ya, ga bisa disebutin satu-satu? Ya betul salah satunya adalah molekul, karena molekul itu senyawa dari kumpulan atom yang saling terikat, kalo ukuran atom itu sebesar 1 angstrom atau 1.0 x 10^-10 meter.
Nah sinar ultraviolet ini dapat mempengaruhi molekul O2 (oksigen) menjadi O3 (ozone), ya kita tau dilangit sana ada juga lapisan ozone, .....wah bagus dong berarti ionizer bisa menghasilkan O3 alias ozone, bisa mengatasi global warming?
Hehe....yayaya...bisa...bisa..., ga cuman itu juga, O3 atau ozone ini bisa membunuh bakteri, jadi bisa menghilangkan bau-bau tidak sedap, membunuh virus, dan mestrerilkan udara dari biang alergi, ..........wah kalo begitu orang-orang alergi akan kebantu dengan alat ini? ya...ya...ya... betul sangat terbantu, ini bukti sederhananya, asap hasil pembakaran akan diionisasi untuk menjadi netral seketika.
Asap dinetralisir seketika
Karena sibuk pegang kamera, senter, lilin, juga saklar ON rangkaian, jadi agak ribet, yang jelas asap menghilang hanya dalam waktu 1/4 detik setelah sakalar di-ON-kan, sayang asapnya kurang banyak jadi kurang keliatan, kurang nendang, haha...
Masalahnya adalah jika O3 atau ozone ini banyaknya didarat bukan dilangit dilapisan atmosphere sana, O3 atau ozone ini bisa merusak sistem pernapasan, O3 atau ozone ini mudah mendeteksinya tidak perlu alat canggih, kita bisa memanfaatkan ciptaan Tuhan yaitu hidung atau indra penciuman, O3 atau ozone ini memiliki bau khas, boleh membuktikan sendiri tapi hati-hati ya, karena jaringan sel pernapasan akan terganggu, dalam kadar tertentu akan terasa dihidung dan tenggorokan yang kurang nyaman, hati-hati berarti O3 atau ozone sudah bereaksi merusak saluran pernapasan kalian.
Nah sesuai dengan tujuan awal pembuatan alat ini adalah untuk menghasilkan proses ionisasi udara agar dapat bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan lingkungan, tapi efek sampingnya adalah O3 atau ozone ini, tentunya idealnya membuat alat harus bermanfaat dengan resiko 0%, itu baru bagus. Nah sekarang saya sedang berfikir untuk membuat alat yang dapat menghasilkan ion (-) atau anion tanpa efek samping O3 atau ozone. Tunggu ditulisan-tulisan saya berikutnya ya.
Oh ya sekedar menambahkan, sinar x atau sinar gamma sebetulnya mudah saja kita buat loh, hanya dampak bahayanya itu yang kita harus memahami secara bijak dan hati-hati, karena cahaya ini tidak tampak oleh mata, tapi dampaknya akan sangat mengerikan, karena ukuran panjang gelombangnya seukuran 1 angstrom alias 1.0 x 10^-10 meter, berarti cahaya ini bisa meresonansi ditingkatan atom bukan lagi ditingkatan molekular, jadi sangat berbahaya bagi tubuh kita, beruntunglah sinar x, sinar gamma, sinar ultraviolet tidak tembus ke daratan bumi ini karena Tuhan telah menciptakan atmosphere yang berlapis-lapis sehingga menolak spektrum cahaya gamma, sinar x dan ultraviolet, jadi seharusnya kita menjaga dan melestarikan rizki yang telah Tuhan karuniakan kepada kita, bukan dengan merusaknya, mari kita fikirkan jalan keluarnya bagaimana agar alam ini menjadi sehat kembali, ada banyak hal yang bisa kita lakukan, kita mulai satu persatu ya, mudah-mudahan tulisan-tulisan ini bisa menginspirasi dan bermanfaat.
Sangat banyak eksperimen yang saya lakukan dengan raket nyamuk, sebagian saya share di blog ini, sebagian saya rahasiakan karena beberapa alasan, untuk lebih jelasnya silahkan baca artikel :